Kamis, 22 Maret 2012

Investasi dan Penanaman Modal


Suatu negara yang sedang berkembang modal merupakan syarat utama dalam mencapai kemajuan ekonomi. Oleh karena itu negara harus melakukan penanaman modal atau yang biasa disebut dengan investasi. Investasi sendiri berarti pembelian dari modal barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan datang. Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat investasi, yaitu:
1.      Prospek ekonomi di masa yang akan datang.
2.      Keuntungan yang dicapai perusahaan, semakin besar keuntungan semakin besar pula kesempatan untuk menginvestasikan kembali ke dalam kegiatan perusahaan.
3.      Perubahan dan perkembangan teknologi, semakin cepat perubahan ekonomi maka semakin memacu pelaku usaha menginvestasikan dananya guna mengikuti perkembangan teknologi tersebut.
4.      Kestabilan perekonomian Negara.
5.      Tingkat suku bunga.
Dalam perekonomian, investasi memliki peran dalam menentukan besar-kecilnya pendapatan nasional yaitu dengan proses angka pengganda investasinya atau dengan kata lain perubahan sedikit dalam investasi akan menyebabkan perubahan pendapatan nasional dengan jumlah yang lebih besar.
Penanaman modal dalam negeri memliki peran penting juga dalam investasi. Penanaman modal ini diarahkan pada usaha untuk:
a.       Memperkokoh struktur industri dalam negeri dengan memprioritaskan industri yang mampu mengolah bahan baku, modal, serta penunjang.
b.      Prioritas juga ditujukan kepada industri agar mampu menciptakan mesin produksi sendiri serta diarahkan pada proses penyerapan tenaga kerja sebanyak-banyaknya.
c.       Dapat menyebar ke luar pulau jawa agar lebih merata ke seluruh wilayah Indonesia.
Selain di dalam negeri, penanaman modal pun dilakukan di luar negeri (asing) guna mencapai pendapatan nasional yang lebih besar. Tetapi dengan penanaman modal asing ini timbul pro kontra dalam menanggapinya.
Alasan pro salah satu diantaranya yaitu masih banyak sektor yang belum dapat dikelola oleh tenaga atau manajemen sendiri sehingga diserahkan pengelolaannya pada investor asing.
Alasan kontra yang bersifat ekonomi salah satu diantaranya yaitu sangat jarang perusahaan multinasional bersedia menanamkan kembali keuntungan yang diperolehnya ke negara berkembang sedangkan yang bersifat non-ekonomi yaitu perusahaan multinasional sering memiliki kedudukan sebagai perusahaan monopolis.

Masalah Pokok Perekonomian Indonesia


Masalah-masalah perekonomian yang sering terjadi di Indonesia dari sejak dulu hingga sekarang yang sulit untuk dihindarkan yaitu masalah pengangguran. Banyak jenis pengangguran yang muncul dalam perekonomian Indonesia yang memberi dampak kurang baik dalam kegiatan ekonomi negara. Pengangguran juga dapat menimbulkan kecenderungan masalah kriminalitas dan masalah sosial lainnya.
Ada beberapa jenis pengangguran:
1.      Pengangguran friksionil
2.      Pengangguran struktural
3.      Pengangguran teknologi
4.      Pengangguran siklikal
5.      Pengangguran musiman
6.      Pengangguran tidak kentara
Di Indonesia pemerintah mengambil langkah dan kebijaksanaan untuk mengatasi pengangguran, diantaranya:
a.       Mengendalikan pertumbuhan penduduk.
b.      Menambah sektor pengeluaran guna mendukung terciptanya peningkatan kegiatan ekonomi yang diharapkan bisa membuka peluang dan kesempatan kerja lebih banyak.
c.       Memberi dan mengarahkan pendidikan sumber daya yaitu dengan memperbanyak pusat pelatihan kerja.
d.      Membuka lapangan kerja di daerah yang kurang berkembang kegiatan ekonominya.
e.       Pada sektor luar negeri dilakukan ekspor jasa tenaga kerja ke luar negeri.
Selain pengangguran, ada juga masalah perekonomian yang terjadi di Indonesia yaitu inflasi. Inflasi sering diartikan sebagai suatu kecenderungan naiknya harga-harga secara umum dalam waktu dan wilayah tertentu. Inflasi ini terjadi karena diwarnai kenaikan harga komoditi secara umum serta dapat diketahui jika telah berjalan dalam kurun waktu tertentu dan dalam wilayah tertentu.
Jika diperhatikan, inflasi memang dapat membawa dampak yang kurang baik bagi beberapa aspek kegiatan ekonomi masyarakat, diantaranya:
·         Inflasi menjadikan turunnya pendapatan rill masyarakat yang memiliki penghasilan tetap karena tidak dapat menyesuaikan pendapatannya.
·         Inflasi menyebabkan turunnya nilai rill kekayaan masyarakat yang berbentuk kas karena akan menjadi lebih kecil dan harus menghadapi harga komoditi per satuan yang lebih besar.
·         Inflasi menyebabkan nilai tabungan masyarakat menjadi turun sehingga cenderung memilih investasi dalam aktiva yang lebih baik dari pada menabungkan ke bank.
·         Inflasi menyebabkan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi terhambat.

Kebijaksanaan Pemerintah


Dalam menjalankan fungsinya sebagai pelaku ekonomi yang memiliki fungsi sebagai dinamisator dan stabilisator, pemerintah perlu merencanakan dan melaksanakan tindakan-tindakan yang berkesinambungan guna mengarahkan kegiatan ekonomi Indonesia yang biasa disebut kebijaksanaan pemerintah di bidang ekonomi.
Berikut ini beberapa kebijaksanaan sejak orde baru berjalan:
1.      Kebijaksanaan periode 1966-1969
Kebijaksanaan pada masa ini diarahkan pada proses perbaikan dan pembersihan semua sektor dari unsur peninggalan orde lama, terutama paham komunis.
2.      Kebijaksanaan periode pelita I
Kebijaksanaan pada periode ini dimulai dengan peraturan pemerintah No.16 Tahun 1970 mengenai penyempurnaan tata niaga bidang ekspor dan impor, serta peraturan Agustus 1971 mengenai devaluasi mata uang rupiah terhadap dolar.
3.      Kebijaksanaan periode pelita II
Kebijaksanaan pada periode ini yaitu mengenai perkreditan untuk mendorong para ekspotir kecil dan menengah dengan produk Kredit Investasi Kecil (KIK).
4.      Kebijaksanaan periode pelita III
Kebijaksaan pada periode ini diwarnai dengan devisitnya neraca perdagangan Indonesia yang disebabkan karena diterapkannya tindakan proteksi dan kuota oleh negara pasaran komoditi ekspor Indonesia.
5.      Kebijaksanaan periode pelita IV
Pada periode ini pemerintah mengeluarkan beberapa kebijaksanaan:
a.       Kebijaksanaan INPRES No.4 Tahun 1985
b.      Paket Kebijaksanaan 6 Mei 1986 (PAKEM)
c.       Paket Devaluasi 1986
d.      Paket Kebijaksanaan 25 Oktober 1986
e.       Paket Kebijaksanaan 15 Januari 1987
f.       Paket Kebijaksanaan 24 Desember 1987 (PAKDES)
g.      Paket 27 Oktober 1988
h.      Paket Kebijaksanaan 21 November 1988 (PAKNOV)
i.        Paket  Kebijaksanaan 20 Desember 1988 (PAKDES)
6.      Kebijaksanaan periode pelita V
Kebijaksanaan ini lebih diarahkan pada pengawasan, pengendalian,dan upaya kondusif menuju rencana pembangunan Jangka Panjang tahap kedua.
Kebijaksanaan Moneter adalah sekumpulan tindakan pemerintah dalam mengatur perekonomian melalui peredaran uang dan tingkat suku bunga. Kebijaksanaan ini dikelompokan menjadi 2 yaitu Kebijaksanaan moneter kuantitatif dan kualitatif.
Kebijaksanaan Fiskal adalah tindakan pemerintah di dalam mengatur perekonomian melalui anggaran belanja negara, biasanya dikaitkan dengan perpajakan. Pada kebijaksanaan moneter dan fiskal tentu memiliki kebijaksanaan pada sektor luar negerinya yaitu keduanya ini memiliki istilah lain yaitu kebijaksanaan menekan pengeluaran dan kebijaksanaan memindah pengeluaran.

Rabu, 21 Maret 2012

Peran Sektor Luar Negeri Pada Perekonomian Indonesia


Sebuah negara pasti memerlukan negara lain dalam kehidupan ekonominya jika negara tersebut ingin mencapai kemakmuran. Kejadian tersebut terjadi karena tidak semua komoditi yang dihasilkan di dalam negeri bisa mencukupi kebutuhan masyarakatnya. Pasti setiap negara membutuhkan impor ke negara lain untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya. Didalam proses perdagangan yang seperti itu tentu tidak semua negara bisa melakukannya dengan mulus. Pasti saja selalu ada hambatan proses transaksi perdagangannya tersebut. Hambatan-hambatan itu diantaranya:
1.      Hambatan Tarif
Adalah nilai tertentu yang dibebankan kepada suatu komoditi luar negeri yang akan memasuki suatu negara (Komoditi impor).
2.      Hambatan Quota
Quota dapat diartikan sebagai tindakan pemerintah suatu negara dengan menentukan batas maksimal suatu komoditi impor yang boleh masuk negara tersebut.
3.      Hambatan Dumping
Dumping dapat diartikan sebagai tindakan dalam menetapkan harga yang lebih murah di luar negeri di banding harga di dalam negeri untuk produk yang sama.
4.      Hambatan Embargo/Sanksi Ekonomi
Pada hambatan yang ini biasanya berakibat lebih buruk dan meluas bagi masyarakat yang terkena sanksi ekonomi dari pada hambatan perdagangan yang sebelum-sebelumnya.
Pada pokok bahasan ini tentu memiliki neraca pembayaran luar negeri Indonesia. Neraca pembayaran luar negeri Indonesia merupakan suatu bentuk pelaporan yang sistematis mengenai segala transaksi ekonomi yang diakibatkan oleh adanya kebijaksanaan dan kegiatan ekonomi di sektor luar negeri. Di dalam neraca ini terdapat pos yang merupakan arus dana masuk (+) dan ada pos yang merupakan arus dana keluar (-).
Peran kurs valuta asing dalam perekonomian Indonesia pasti dibutuhkan. Kurs valuta asing sering diartikan sebagai banyaknya nilai mata uang suatu negara yang harus dikorbankan untuk mendapatkan satu unit mata uang asing. Ada beberapa istilah yang berkaitan dengan kurs valuta asing, yaitu:

1.      Depresiasi
Turunnya nilai tukar mata uang dalam negari terhadap mata uang asing.
2.      Apresiasi
Kebalikan dari Depresiasi.
3.      Spot Rate
Nilai tukar yang masa berlakunya hanya dalam waktu 2x24 jam saja.